"Yang Lainnya Adalah Bonus" - Newey Membahas Masa Depan F1
“Sejak usia 10 atau 11 tahun, saya selalu ingin menjadi seorang desainer di bidang motorsport, dan saya telah berhasil mencapainya, jadi yang lainnya benar-benar merupakan bon♈us.”

Guru desain F1 Adrian Newey masih malu-malu mengenai masa depannya, mengakui bahwa "segala sesuatunya adalah bonus" ketika menilai langk𝓰ah karier selanjutnya.
Newey 🧜adalah salah satu desainer paling berprestasi dalam sejarah olahraga dengan segud𝔍ang kesuksesan bersama Williams, McLaren, dan Red Bull.
Pria berusia 65 tahun ini secara luas dianggap sebagai de𝐆sainer terhebat di F1, didukung oleh CV-nya yang mengesankan.
Newey berperan penting dalam kesuksesan R✃ed Bull selama bertahun-tahun,ℱmendorong mereka dari lini tengah menjadi pemenang gelar secara konsisten.
Dia akan meninggalkan Red Bull pada kuartal pertama tahun 2025, dan masa depannya telah menj🌄adi pembicaraan hangat sejak saat itu.
Newey telah banyak dikaitkanꦰ dengan McLaren dan Aston Martin, sementara minat terhadap Ferrari diduga telah mereda.
Seperti dikutip dari , Newey mengakui bahwa ketertarikan dan pujian yang diteꦆrimanya sejak kabar kepergiannya dari Red Bull diumumkan “sangat menyanjun🃏g”.
"Ya itu dia. Harus saya akui, saya tidak terlalu banyak membaca media, tapi tentu saja saya mendengar [banyak hal]. Amanda, istri saya, mengikutinya dan memberi say𓆏a gambaran kasarnya, jadi ya, itu sangat menyanjung, tentu saja.”
“Pada akhirnya, itu bukan alasan saya melakukan pekerjaan itu. Sejak usia 10 atau 11 tahun saya sel✃alu 🐲ingin menjadi seorang desainer di bidang motorsport, dan saya telah berhasil mencapainya, jadi yang lainnya adalah bonus kok.
“Semangat saya selalu berusaha untuk menambah performa pada mobil, pada mobil balap, jadi sisanya, tentu saja, adalah bagian darinya, tಞapi bukan itu yang membaಞngunkan dan memotivasi saya.”

Newey bergabuꦜng dengan Red Bull setelah memimpin McLaren dan Kimi Raikkonen nyaris meraih gelar pada tahun 2005.
Berkaca pada keputusannya untuk meninggalkan Woking, Newey mengakui bahwa orang🐲-orang menganggap tindakan tersebut🐼 sebagai tindakan “bunuh diri”.
“Ini benar-benar perjalanan yang luar biasa,” tambahnya. “Saya berada di McLaren sebelum Red Bull dan෴ kami memiliki mobil kecil yang sangat bagus pada tahun 2005, memenangkan 10 balapan, namun saꩵya hanya merasa membutuhkan tantangan baru.
“Bergabung dengan Red Bull, sejujurnya, ℱmerupakan risiko karier yang besar, saya rasa banyak orang m💟engira itu adalah bunuh diri.
“Sebenarnya, itu hanyalah ambisi untuk mencobaꦦ membangun tim, dan dengan harapan suatu hari nanti kami bisa memenangkan perlombaan. [Kami] tidak akan pernah membayangkan atau berpikir bahwa tingkat kesuksesan yang pada akhirnya kami raih akan sama d🗹engan apa yang terjadi setelahnya.”

Joining mahbx.com in 2021 as an Editor for the Indonesian Edition, 🦂Derry oversees most of the Indonesian articles on the site.