Haruskah Sistem Rekor Kualifikasi F1 Dirombak Setelah Grand Prix Turki?

Lewis Hamilton menjadi pembalap🌳 tercepat pada kualifikasi Grand Prix Turki di Istanbul park pada Sabtu (9/10) kemarin, namun akan memulai balapan dari P11 setelah menerima penalti 10 grid karena memakai mesin pembakaran internal (ICE) baru.
Hamilton m🐲engungguli rekan setimnya Valtteri Bottas dan saingannya Max Verstappen di kualifikasi tetapi penaltinya membuat pembalap Finlandia itu yang akan menempati posisi terdepan. Oleh karena itu Bottas mengklaim statistik dalam buku rekor resmi untuk polꦅe ke-18 karirnya.
Ada beberapa insiden serupa di masa lalu, termasuk juara dunia tujuh kali Michael Schumacher kehilangan pole sensasionalnya di kualifikasi Grand Prix Monaco 2012 karena membawa pena🙈lti lima grid karena menyebabkan tabrakan dengan pembalap Williams Bruno Senna di balapan sebelumnya di Spanyol.
Hasil di Turki m꧂enyebabkan kebingungan awal antara tiga besar dalam konferensi pers pasca-kualifikꦫasi dan menyebabkan diskusi lucu berikut ini…
Hamilton: “Yah, saya m𒊎asih mencatat p📖ole, kan? Tidak? Ah, sialan.”
Bottas: "Apakah saya mendapatkan pole?"
Hamilton: "Jadi dia mendapatkan pole."
Verstappen: “Saya tidak mengerti!”
Bottas: “Jadi, Anda harus memberikan ban itu kepada sa𒅌ya.”
Hamilton: “Anda bisa mendapatkan bannya. Saya tidak tahu ke mana๊ mereka pergi.”
Verstappen: “Lewis punya beberapa cadangan.”
Bottas: “Tapi menurutku itu tidak adil.”
Hamilton: “Tidak, tidak apa-apa.”
Boಌttas: “Meskipun itu pole terbaik♐ saya [tertawa].”
🍷Verstappen: “Lewis akan memulai pabrik bannya sendiri…”

Dua anomali lain terjadi tahun ini ketika F1 menggelar ꧑format eksperimentalꦏ Sprint Race Qualifying.
Di Grand Prix Inggris, Lewis Hamilton tercepat di kualifikasi tetapi Verstappen yang dianug🔯erahi pole di Silverstone karena memenangi Sprint Race, sesuatu yang dianggap Sebastian Vettel sebagai "salah" dan "sedikit membingungkan".
Pembalap 🎃Red Bull itu juga secara resmi dianugerahi penghargaan statistik ꦰpole position pada balapan sprint kedua di Monza ketika Bottas terjatuh ke belakang lapangan karena penalti mesin. Jadi, haruskah F1 dan badan pengaturnya, FIA, mengubah cara pencatatan pole?
"Saya tidak benar-benar tahu," kata Hamilton. “Maksud saya, saya mendapat pole. Saya tidak berpikir hukuman harus mempengaruhi itu. Tapi aku tidak terlalu peduli untꦜuk jujur.”
Bottas sendiri telah menemukan dirinya di kedua sisi dari sistem saat ini, sangat dirugikan di Italia dan mendapatkan keunt♋u💝ngan di Turki dengan mengorbankan rekan satu timnya.
Dan Bottas tidak percaya bahwa pebalap tercepat tidak diklasifikasikan sebagai pemegang pole dalam buku rekor, teꦑrutama pada akhir pekan sprint.
"Saya pikir pada 💃akhir pekan Sprint, pasti pria tercepat di kualifikasi harus diberikan penghargaan resmi pole dan pole position, sebagai catatan," katanya.
“Juga, dalam situasi sepertiꦇ ini, Lewis memiliki satu lap tercepat, dia secara teknis berada di posisi terdepan, tetapi kemudian setelah itu namanya keluar. Jadi menurut saya itu tidak adil.
“Jelas, saya akan tetap dengan senang h🌠ati mengambil trofi ban itu dan mungkin lain kali bisa berbeda.”
Dua dari delapan pole position yang diraih Verstap🧸pen tahun ini datang sebagai hasil dari memenangkan balapan sprint, daripada mencatatkan lap tercepat di sesi kualifikasi.
Verstappen memperjelas posisin🐭ya tentang masalah ini, menyimpulkan: “Orang yang melakukan lap tercepat seharusnya pantas mendapatkan pole position.”


Joining mahbx.com in 2021 as an Editor for the Indonesian Edition, Derry oversees most of theไ Indonesian articles on the site.