Pembalap Merasa F1 Masih Butuh DRS setelah Pertarungan Jeddah

Max Verstappen yakin Formula 1 yakin masih membutuhkan Drag Reduction System (DRS), yang membantunya menyalip Charles Leclerc untuk memenangi F1 GP Arab Saudi.
Max Verstappen (NLD) Red Bull Racing RB18 leads Charles Leclerc (MON) Ferrari F1-75.
Max Verstappen (NLD) Red Bull Racing RB18 leads Charles Leclerc (MON) Ferrari F1-75.

F1 menikmati balapan yang me✅narik di Sirkuit Corniche Jeddah saat Max Verstap♋pen dan Charles Leclerc berduel.

Verstappen pindah ke dalam jangkauan DRS da🧜ri Leclerc di Lap 42 sebelum menyalip pembalap Ferrari di Tikungan 1 di Lap 47.

Sampai saat itu, kedua pembalap sering kali melambat dalam pelarian menuju zona deteksi DRS di Tikungan 27 untuk memastikan mereka 🃏memiliki keuntungan menuju Tikungan 1.

Saking mudahnya mengikuti mobil lain sebagai hasil dari mobil generasi baru, banyak orang di paddock mulai mempertanyakan apak🦋ah DRS masih dibutuhkan di Formula 1.

Berbicara setelah balapan di Jeddah, Verstappen mengakui bahwa dꦓia akan finis kedua tanpa itu.

“Na🀅h, jika saya tidak memiliki DRS hari ini saya tidak akan pernah menyalip,” katanya. “Saya pikir kami masih terlalu sensitif untuk itu. Dan tentu saja, beberapa trek lebih mudah dilewati daripada yang lain. Tetapi bagi saya saat ini, jika DRS tidak ada, saya akan menjadi yang kedua hari ini.”

Carlos Sainz Jr ( ESP) Ferrari F1-75.
Carlos Sainz Jr ( ESP) Ferrari F1-75.

Carlos Sainz juga setuju dengan Verstappen tetapi mengatakan F1 perlu mempertimbangkan panjang zona aktivasi mengingat seberapa kuatnya dan tidak mengakibatkan pertempuran berdampingan d๊i zona pengereman.

“Saya pikir tanpa DRS, passing akan berkurang secara signifikan,” jelas Sainz. “ౠJadi saya pikir kita masih lebih baik dengan DRS. Yang mungkin p꧒erlu kita pertimbangkan mungkin delta kecepatan yang ada dengan DRS mungkin agak terlalu banyak. Membuat mobil di belakang mungkin terlalu cepat sehingga terkadang menyalip dilakukan sebelum pengereman.

“Dan Anda ♛lebih suka memiliki dua mobil yang bertarung saat pengereman daripada saat berakselerasi. Nah, itulah yang terkadang bisa terjadi. Jadi mungkin kita perlu melihat ini tapi kita pasti membutuhkan DRS saat ini.”

Sebuah permainan 'kucing dan tikus'

Dengan zona DRS diposisikan pada pendekatan ke tikungan teꦉrakhir, penentuan posisi adalah kunci ketika Leclerc berusaha untuk menjaga Verstappen di belakang.

“Saya pada dasarnya tahu bah𓃲wa jika saya meninggalkan Max dengan DRS di belakang untuk trek lurus utama, saya akan disalip dengan sangat mudah,” kata Leclerc. “Jadi 🍃saya hanya ingin DRS itu.

“Pada lap pertama saya mengerem sangat awal dan saya mendapatkan DRS dan berhasil menyalip kembali pada putaran pertama. Da♌n kemudian yang kedua, jelas Max tahu bahwa saya akan melakukan itu, jadi kami berdua mengerem lebih awal, tetapi saya masih berhasil tetap di depan pada akhirnya. Ketiga kalinya, itu tidak berhasil untuk saya. ”

Charles Leclerc (MON) ) Ferrari F1-75 dan Max Verstappen (NLD) Red Bull Racing RB18 bertarung untuk memimpin balapan.
Charles Leclerc (MON) ) Ferrari F1-75 dan Max Verstappen (NLD) Red Bull Racing RB18 bertarung…

Meskipun Verstappen mengambil kemenangan di Arab Saudi, bos tim Red Bull Christian Horner mengakui bꦇahwa perubahan harus d🧸ilakukan.

“DRS sangat kuat sehingga Anda bisa melihat ada permainan kucing dan tikus di antara pengemudi, di mana mereka mengerem hingga mereka berakselerasi ke tik𝓀ungan,” tambah Horner.

“Mungkin kit♓a harus melihat di mana zona deteksi DRS itu untuk tahun-tahun mendatang karena Anda pasti ingin menghiᩚᩚᩚᩚᩚᩚ⁤⁤⁤⁤ᩚ⁤⁤⁤⁤ᩚ⁤⁤⁤⁤ᩚ𒀱ᩚᩚᩚndari situasi itu.”

Sebaliknya, bos M🌟erced🉐es Toto Wolff menikmati taktik Leclerc dan Verstappen untuk mendapatkan DRS di Jeddah.

“Saya menyukainya secara pribadi,” kata Wolff. “Saya pikir mobil-mobil itu memenuhi apa yang diharapkan F1, menyalip yang hebat dan DRS yang kuat, tetapi ini memberikan pertunjukan yang hebat sekara෴ng. Saya pikir itu menghibur untuk ditonton.”

Read More